Rabu, 23 September 2015

PROSESI LEBARAN PENDEK

DESA KARANG BAJO. Lebaran Haji Seperti halnya pada masyarakat Islam umumnya melaksanakan Hari Raya Idul Adha, begitu juga dengan masyarakat adat, tetapi harinya yang berbeda. Lebaran Haji atau masyarakat adat menyebutnya dengan Lebaran Pendek ini dilaksanakan di Masjid Kuno pada tanggal 27-09-15.

Musungan Karang Bajo Kertamalip. menceritakan bahwa Lebaran Pendek merupakan suatu kegiatan masyarakat yang dilaksanakan untuk memperingati 10 Zulqaidah 1436 Hijeriah sering kita kenal dengan Idul Kurban. 10 Zulqaidah 1436Hijeriah dalam kegiatan Masyarakat adat berbeda dengan 10 Zulqaidah 1436 dalam kegiatan Masyarakat pada umumnya, dimana 10 Zulqaidah 1436 berdasarkan Wariga Adat Sereat Adat Bayan yang setiap tanggalnya mempunyai selisih dua (2) dan tiga (3) hari dengan tanggal Hijriah.

Prosesi Lebaran Pendek secara Sereat Adat Bayan dilaksanakan selama dua (2) hari, yaitu hari pertama namanya “Kayu Aiq” dan hari kedua disebut “Gawe”.Hari pertama atau yang disebut dengan hari Kayu Aiq adalah segala kegiatan yang dilakukan sebagai persiapan pada puncak acara. Kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Adat antara lain :

    Menyapu di kubur / Ziarah Makam ( seperti biasa )
    Menjojo ke Gedeng Tengaq, ( Dalam Kampu Karang Bajo ) kegiatan Ini dilaksanakan pada pagi hari, alat yang digunakan dinamakan “kedak” yang terbuat dari bambu. Kegiatan ini dilkukan dari Rumah amak Lokak Gantungan Rombong dengan membawa kapur sirih dan sembek. Setelah menjojo, dilakukan menyembek di berugak inan Menik. Urutan menjojo yaitu Amak Lokak Gantungan Rombong, walin Gumi, Pande, Pembekel, singgan dalem dan dari Masyarakat adat. Sembek yang digunakan pada saat menjojo akan digunakan untuk menyembek Masyarakat adat yang datang pada Perayaan lebaran adat. Menjojo dilakukan untuk membersihkan gedeng tengak dan juga menyampaikan adanya pelaksanaan lebaran pendek. Sisa air yang digunakan pada saat naik amben gedeng digunakan untuk membasuh kening sebelum menyembek.

    Buat peset, wajik, gula kelapa ( Menu Makanan Ringan )Peset, wajik, dan gula kelapa ini dibuat untuk sidekah kepada para kyai di Masjid Kuno, dan juga untuk menu makanan setelah kyai menyeblih ( Memotong Hewan Korban) pada hari yang kedua setelah kirai turun dari Masjid yang melaksanakan Sholat Idul adha. Menu ini dibuat oleh kaum perempuan, tetapi untuk kebutuhan santannya dilakukan oleh kaum pria.

    Mengosap di Makam Reak ( Ziarah ke Makam Syeh Gauz Abdurrazak )  dan Makam mas Pengulu yang ada disekitar Masjid Kuno, kegiatan ini dilaksanakan setelah larut malam yaitu pada jam 22.00 Wita. Alat yang digunkan untuk mengosap adalah Usap ( Kain yang sebesar Sapu tangan ). Yang ikut dalam prosesi ini yaitu dari Garis Keturunan Mak Lokak Pande, Lokak walin gumi, Lokak singgan dalem dan amak lokak gantungan rombong, yang jadi depan selalu bergantian setiap tahunnya.

    Kegiatan yang dilakukan oleh Para Kiyai dalam Masjid Kuno Sholat Magrib, Sholat Isa dan Takbiran. Dalam setiap melaksanakan ibadah di Masjid Kuno, para Kyai mempunyai tempat masing-masing, yaitu :
a.    Sebelah utara mimbar     : Kiyai dari Raden Batu Gerantung Desa Loloan
b.    Sebelah selatan mimbar    : Kiyai Pengulu, Kiyai  Ketip dan Kiyai Mudim dari Desa Bayan,  Kiyai Lebe dari Desa Karang Bajo , (yang peling utara akan menjadi imam), santri yang lainnya sebagai hotbah dan makmum.
c.    Sebelah Utara pintu    : Santri semokan dari Desa Sukadana
d.    Sebelah selatan pintu    : Jamaah santri umum dari Desa Bayan, Loloan, Karang Bajo, senaru dan Anyar. Sementara didalam tiang yang empat tidak digunakan untuk ibadah, itu dikosongkan.
Hari yang kedua atau Gawe merupakan acara puncak yaitu. Pada puncak acara ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan yaitu :

    Paginya Masyarakat Adat membuat Ancak, Ancak merupakan wadah untuk menaruh nasi dan lauk yang terbuat dari bambu berbentuk segi empat. Ancak yang dibuat hanya 16, dan kalau Kyai Lebe 8.

    Masyarakat adat membuat kelepon dan surabi, Kelepon dan surabi dibuat oleh kaum perempuan.
    Serah ajian makam ke Kyai Penghulu dan Kyai Lebe (serah nasi jangan sesampak dan peset sesampak)
    Pada jam 09.00 Wita Pelaksanaan Sholat Idul Adha oleh para Kiyai di Masjid Kuno Bayan.
    Setelah selewai melaksanakan solat idul Qurban, Kiyai melaksanakan Mas Doa di makam / Ziarah Makam (surutang sembek mengosap), untuk Karang Bajo di makam reak ( Makam syeh Gauz Abdurrazak ) dan makam Mas Pengulu.

    Selanjutnya Kiyai melakukan Pemotongan Hewan Kurban seperti Kerbau dan kambing bertempat di Dalam kampu masing masing Penunggu, Kampu Karang Bajo, Kampu Bayan Timur, kampu Bayan Barat dan Kampu Loloan.

    Setelah hewan korban di olah dan dimasak bersama dalam kampu baru acara meriap / Zikiran dan Do’a sukuran dalam Masjid Kuno yang  di pimpin oleh Kiyai Penghulu dan semua kiyai santri, periapan berupa ancak yang dibawa dari  empat kepembekelan Adat Bayan yaitu Karang Bajo, Bayan timur, Bayan barat dan Loloan.

    Meriap di berugaq Agung masing masing Kampu 4 Kepembekelan. Meriap untuk Kampu Karang Bajo adalah prosesi yang terakhir dalam lebaran Pendek, yaitu makan berama antara para kyai adat dan tokoh adat. Prosesi ini dilakukan di Berugak Agung . Untuk memulai meriap akan dipersilahkan (menyilak) oleh Amak Lokak Gantungan Rombong dengan menyampaikan semua niat dan nazar dari Mayarakat adat yang datang.

    Harapan Musungan Karang Bajo kepada semua masyarakat adat yang sudah melaksanakan shotal idul Adha hari Kamis tanggal 10 Zulqaidah 1436 H, di Masjid masing masing agar mengikuti sereat Lebaran Adat di Kampu. Artinya hanya Kiyai Adat yang sholat Idul Adha di Masjid Kuno Bayan hari Ahad 10 Zulqaidah 1436 H menurut kalender wariga Adat Bayan sedangkan masyarakatnya sudah selesai. ( Ardes ).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar