Sabtu, 07 Februari 2015

Traktor Tidak Boleh Masuk di Bangket Bayan

DKB, Pengolahan sawah di Bangket Bayan tidak boleh Memakai Traktor artinya Husus di Bangket Bayan dan Bangket Lendang Desa Bayan, membajak harus memakai cara tradisional Membole atau menggara dengan memakai kerbau atau sapi hal itu di sampaikan oleh Ketua Pranata Adat Gubuk Karang Bajo Rianom S.Sos pada saat menengok ke bangket Bayan 07-02-15.

Hutan Adat Bangket Bayan yang di jaga oleh mak lokak perumbak daya dan masyarakat Adat Bayan yang sekaligus mempunyai tugas sebagai inan Aik, Hutan yang tetap di lestarikan sebagai sumber mata air merupakan satu bagian dengan sawah ( Bangket Bayan ) yang sampai saat ini dalam pengelolaannya di laksanakan oleh masyarakat adat secara turun temurun dengan cara tradisional.

Tujuan mengapa mengolah sawah khusus di bangket Bayan tidak di berikan menggunakan traktor agar di tempat itu tidak di campuri dengan cara cara yang menghilangkan adat dan budaya kita, jangankan pengolahan sawah memotong kayu untuk  keperluan merehab atau membuat rumah adat pun di tempat itu tidak boleh memakai mesin sinso, artinya harus memakai gara gaji yang besar agar burung-burung dan semua isi hutan adat tidak ketakutan

Jika masyarakat adat terbukti melanggar keputusan awiq awiq tersebut di atas maka sangsinya bagi masyarakat tersebut adalah dia di denda dengan satu ekor kerbau ditambah dengan uang bolong ( 244 Kepeng susuk ) 2 Ikat Kayu bakar dan 8 butir Kelapa, semuanya itu di bawa ke kampu Karang Bajo pada acara adat untuk di asuh agar tidak terulang kembali.

Rianos S.Soa meminta kepada masyarakat adat yang mengelola Sawah Bangket Bayan agar pada saat musim tanam pertama harus menanam padi bulu setelah itu baru pada saat musim tanam kedua boleh bebas mau menanam padi gabah atau palawija silahkan, alasannya karena agar pasokan padi bulu tetap tersedia untuk kebutuhan acara adat.

Aturan adat jika hendak menanam padi bulu terlebih dahulu di adakan acara roah tun binek (Turun Bibit dari Sambi Geleng ), setelah itu ada acara membangar tempat menanam padi, setelah padi besar mau berbunga ada acara namanya  menyemprek pakae beras dan gula merah tujuannya untuk menjauhkan dari segala hama dan penyakit, setelah padi sudah tua ada acara roah selamat bauan pare, baru dilanjutkan dengan proses mematak /panen, setelah padi selesai di jemur lalu di ikat ada acara terahir roah selamat tumpukan pare ( Kumpulan Padi ) baru padi bulu di naikkan ke sambi geleng lagi.

Mengingat ternak Kerbau di wilayah Kecamatan Bayan saat ini sudah mulai langka maka Rianom S,.Sos Meminta kepada masyarakat adat yang berada di sekitaran koq sabang, Teres Genit, Dasan Tutul dan Bual agar membuat kelompok ternak kerbau agar budaya pengolahan sawah dengan cara berkelompok istilah Bayan ( Membole ) dapat kita laksanakan kembali.

Harapan kita kepada Dinas Peternakan Provinsi NTB atau Kabupaten Lombok Utara dapat menyetujui keinginan masyarakat adat tersebut agar budaya membole dalam pengolahan sawah dapat terwujud dan kita lestarikan ( Sk-22-0005 ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar