Sebab kain umbak kombong itu akan di buat misalnya jika anakketurunan suku bayan berusia 5 tahun atau lebih sebut saja si ayu menderita menyakit sejenis daging tumbuh ( bahasa Bayannya gembong ) yang walaupun di bawa ke rumah sakit untuk di oprasi dia tidak bisa sembuh, lalu orang tua dari anak tersebut mencari solusi kepada mbah dukun, maka saran dari mah dukun itu agar si ayu bisa sembuh harus di buat kan umbak kombong, maka keluarga dari si ayu bergegas untuk mencari bahan umbak kombong tersebut
Proses pembuatan umbak kombong mulai dari pengadaan benang asli bayan setukel warna putih, benang tersebut di di kasi warna kuning pakae kunyit di campur nasi setelah itu baru di jemur, setelah benang itu kering benang tersebut di gulung baru di pentangkan di atas saka enam ( Berugak ) oleh ibu ibu yang membikin, sebelum memulai mengantek ( nyesek ) terlebih dahulu ada proses memasang niat, yaitu kain umbak kombong akan di buat untuk si Ayu karena dia sakit, setelah itu mulailah ibu ini melakukan tugasnya untuk mengantek, dalam jangka waktu minimal empat hari umbak kombong jadi tetapi masi dalam lingkaran dan umbak kombong dapat di pesan pada warga Desa Karang Bajo atau di warga Desa Bayan dengan harga Rp.150.000 per umbak kombong
Setelah umbak kombong jadi, orang tua dari si ayu ini mengambil umbak kombong ke tempat orang yang membuat, dengan sarat di buatkan sejenis sekapur sirih yang sudah di kunyah ( sembek ) oleh orang yang membuat kain umbak kombong, lalu si ayu itu di sembek oleh orang tuanya setelah itu umbak kombog di masukkan kedalam gelas berisi air, airnya itu di usapkan kepada bagian yang sakit maka dalam waktu kurang dari seminggu penyakit daging tumbuh ( Gembong ) secara otomatis menghilang sendiri atau sembuh.
Setelah si ayu sembuh maka ada lagi prosesnya yaitu memotong umbak kombong oleh kiyai santri pada acara setelah selesai potong rambut ( ngurisang )dan setelah acara proses periapan selesai , kain umbak kombong itu di taruh di atas Bokor sejenis mangkok terbuat dari besi kuning yang berisikan beras 2kg, ada sekapur sirih, ada uang bolong ( kepeng susuk ) 44 biji, Uang Kertas Rp.50.000 dan benang setukel, posisi si ayu duduk menghadap kebarat berhadapan dengan kiyai santri lalu umbak kombong tersebut di pegang bersama oleh si ayu dan kiyai santri, baru di potong penggunakan gunting oleh kiyai santri, setalah putus, umbak kombong tersebut di kalungkan pada si ayu dan acara terakhir adalah selaman antara si ayu dan kiyai santri, sedangkan isi dari bokor tersebut di serahkan kepada kiyai santri, selesai ( Kertamalip )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar