Selasa, 20 Oktober 2015

Menumbuk Padi Hanya Ada Pada Pada Acara Tertentu

DKB, Kepala Desa Karang Bajo Kertamalip, menceritakan tentang Proses menumbuk Padi dikayu seperti ini bisa kita liat pada acara Tertentu di Kalangan Masyarakat Adat Bayan seperti Acara Gawe Urip dan Gawe Mate,  20/10/15.

Tradisi masyarakat Adat Bayan Kalau hendak mengadakan acara ritual Gawe Urip seperti Acara Khitanan secara masal tentu pihak dari keluarga tertua melakukan proses menutu ( menumbuk padi ) tiga malam berturut turut tiga minggu sebelum hari H. Hal ini dilakukan bukan karena mesin penggiling padi tidak ada di tempat itu tetapi ini memang tradisi yang di tinggalkan oleh orangtua dan nenek monyang merek, proses menutu seperti ini dilakukan pada malam hari.

Padi yang ditumbuk secara alami menjadi beras ini hasilnya juga lebih harum karena padi yang di tumbuk adalah padi bulu bukan padi umumnya seperti Padi Gabah Pelita atau serang dan Padi IR. Disamping itupula pada saat menutu ada beberapa irama yang dapat di mainkan oleh para praniti atau remaja perempuan secara berkelompok yang disebut dengan merempak.

 Tradisi Masyarakat Adat Bayan selain pra acara hitanan ada juga proses Acara Ritual Maulid Adat untuk Memperingati Kelahiran Nabi Muhammad SAW  secara tradisional di Masjid Kuno Bayan ) proses acara menutu di rantok Belek bisa anda liat nanti di Kampu Karang Bajo, kampu Bayan Timur, Kampu Bayan Barat, Kampu Loloan pada tanggal 26 Desember 2015 di sebut Kayuk aik.  Sedangkan Acara Maulid Adatnya ( Ando Gawe ) nanti hari minggu tanggal 27 Desember 2015 di Masjid Kuno Bayan dan proses menutu untuk pra acara mauled ini dilakukan pada sore hari.

Sedangkan Teradisi yang ketiga tentang menutu ini anda dapat liat pada proses acara Gawe Mate ( Acara Kematian ) paroses menutu seperti ini biasanya dilakunan oleh sekelompok kaum perempuan kita keluarganya meninggal. Menutu itu dilaksanakan pada pagi hari sekitar jam 08.00 wita. Dalam sejarah dilakukan Menutu seperti ini agar orang –orang berkumpul. Karena pada jaman dahulu tidak ada pengeras suara maupun alat elektronik untuk membantu mengumpulkan ahli waris dari keluarga tersebut.

Proses  menutu pada acara kematian dilakuan dua kali yaitu pada hari waktu orang itu meninggal, proses menutu saat orang meninggal dilakukan pada pagi hari sedangkan menutu yang kedua setelah lima hari orang tersebut meninggal untuk persiapan hari ke tujuh acara kematian ( dina nyituk ) dilakukan pada malam hari.

Harapan Kertamalip kepada masyarakat adat agar tetap menjaga dan melestarikan adat dan budaya yang telah diwariskan oleh para orang tua terdahulu ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar