Selasa, 05 Mei 2015

Karang Bajo Harus Menjadi Desa Siaga Aktif Mandiri

DKB, Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara NTB, sebagai Desa Siaga aktif Pratama sejah tahun 2011, tahun 2013  kriterianya meningkat menjadi Desa Siaga Aktif Madya, tahun 2015 naik lagi menjadi Desa Siaga Aktif Purnama dan pada tahun 2016 nanti harus menjadi Desa Siagar aktif Mandiri hal itu disapaikan oleh Kepala UPTD Puskesmas Senaru Subardi. S.Kep. pada acara Rapat Koordinasi Kesehatan di Aula Kantor Desa Karang Bajo, 05-05-15.

Kepala Desa Karang Bajo Kertamalip menyampaikan dalam sambutannya bahwa Desa Karang Bajo mempunyai Visi yaitu mewujudkan masyarakat Desa Karang Bajo yang sehat, bersih, indah, aman dan sejahtera, sedangkan misinya adalah menuntaskan (AKINO) Angka Kematian ibu Melahirkan Nol,  (BABSNO) Buang Air Besar Sembarangan Nol  dan (BSSNO) Buang Sampah Sembarangan Nol.

Dari Misi ini  AKINO sudah  tidak ada kasus Kematian ibu melahirkan sejak tahun 2007 sampai sekarang, tetapi di permasalahan BABSNO masi banyak warga yang tidak punya jamban dari 1.040 Kepala Keluarga baru 50% warga Desa Karng Bajo yang BAB di jamban sisanya belum punya jadi perlu ada terik untuk menuntaskan ODF tahu ini melalui Alokasi Dana Desa.

Subardi menjelaskan bahwa Difinisi Desa Siaga Itu adalah Desa yang telah memiliki Poskesdes dengan tenaganya yaitu Bidan dibantu minimal 2 orang kader dan UKBM lainnya yang dapat memberikan pelayanan dasar setiap hari kepada masyarakat serta melaksanakan upaya-upaya penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, Survelans berbasis masyarakat yang meliputi Gizi, Penyakit, lingkungan dan perilaku masyarakat sehingga dapat terwujud masyarakat yang berPHBS.

Sedangkan Indikator Desa Siaga itu adalah Adanya Forum Masyarakat Desa, adanya sarana/fasilitas pelayanan kes dasar dansistem rujukannya, adanya UKBM (Posyandu, UKBM Siaga Maternal& UKBM lain yg dikembangkan sesuai kebuthan), adanya sistem pengamatan penyakit dan faktor risiko berbasis masyarakat. adanya sistem kesiap-siagaan penanggulangankegawat-daruratan dan bencana berbasis masyarakat,  adanya upaya menciptakan dan terwujudnya  lingkungan sehat, adanya upaya menciptakan dan terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan  adanya upaya menciptakan dan terwujudnya keluarga sadar gizi (kadarzi).

Hasil kegiatan cakupan Desa Karang Bajo A.1 yaitu Pelayanan kesesehatan warga Desa Karang Bajo sudah mencapai target, cakupan sudah UCI ( Universal Child Immunisasi ) sdh semua sasaran memperoleh lengkap, kader Posyandu semua aktif di semua dusun dan kerjasama antara masyrakat dengan program kesehatan sudah mengalami peningkatan.

Permasalahan dan Kendala dalam pengembangan desa siaga yaitu di aspek teknik antara lain Sarana dan Prasarana untuk mendukung Desa Siaga (Poskesdes) masih kurang, kurangnya SDM khususnya Bidan sebagai Penanggungjawab Desa Siaga di tingkat  Desa, Pelayanan Dasar yang dilakukan di Poskesdes masih banyak kendala yang di hadapi dan Pemberdayaan Masyarakat belum dilakukan secara Optimal.

Sedangkan program Gizi T2 masih tinggi 43 orang pada tahun 2014, Bgm 4 orang, peran serta masyarakat di posyandu belum 100 % masih 85%, kurangnya sasaran hasil penjaringan balita BGM yang dirujuk ke puskesmas untuk mendapatkan MPASIbdan program kesehatan llingkungan : belum ODF.

Paktor Penyebabnya adalah aspek administrasi dan kelembagaan yaitu Kurangnya dukungan Pemerintah Daerah dalam mengembangkan Desa Siaga, belum terbentuknya Tim Pembina Desa Siaga di beberapa Kabupaten dan Kecamatan, kurangnya Komitmen Kepala Desa Dalam mendukung Pengembangan Desa Siaga, forum Desa Siaga yang telah terbentuk di Desa Belum diberdayakan, belum adanya pembagian peran yang jelas dalam mendukung Desa Siaga ( terutama Lintas Progran) maupun Lintas Sektor, seringnya terjadi mutasi petugas yg telah dilatih sehingga menghambat keberhasilan Program.omitmen Petugas untuk Melaksanakan dan mewujudkan desa siaga masih Sangat Kurang.

Menurut Kepala Dusun Karang BajoSumadi bahwa untuk menanggulangi masyarakat agar tidak Buang Air Besar sembarang Tempat kita mengharapkan satu satunya dari Alokasi Dana Desa dan kami juga membutuhkan pemicuan.

Sementara Kadus Ancak TimurAbdul Wahid, menjelaskan bahwa Kepemilikan Jamban keluarga sudah ada 45 Rumah dari 110 KK sedangkan  kendala PHBS bukan saja dari Linkungan Pemukiman warga tapi  Kotoran Anjing liar yang berada di Lapangan umum ancak ini banyak sekali dia membutuhkan alat cetak jamban juga butuh pemicuan.

Selanjutnya Penghulu Desa Karang Bajo, H.Abdulmajid. S.Pdi. meminta penyakit yang di derita oleh istrinya sperti asam urat, sakit pinggang dan emcok di lutut apa obatnya yang herbal atau daun daunan karena kami tidsak mampu untuk membeli obat.

Kader Posyandu Karang Bajo Rumiatun. S.Pd menuturkan bahwa jumlah Sasaran Posyadu yang datang  ke posyandu  semakin lama semakin berkurang, butuh PMT dan awiq-awiq dari Desa agar di pertegas.

Langkah yang di harapkan oleh Subardi adalah  mencari dukungan pihak donor agar dapat membantu memberi dukungan sarana (Poskesdes) yang memadai terutama didesa yang belum memiliki sarana Poskesdes, melakukan Koordinasi dan membagi peran sesuai tupoksi masing-masing dengan lintas program dan Lintas Sektor dan terus berupaya untuk melakukan Advokasi, Sosialisasi kepada stakeholder di Provinsi, Kab/Kota dan Puskesmas sehingga mendapatkan dukungan kebijakan dan memberikan stimulan-stimulan kepada forum desa siaga sehingga lebih peduli dan berperan aktif terhadap pelaksanaan Desa Siaga ( SK-22-0005 ).






Tidak ada komentar:

Posting Komentar