Rabu, 01 April 2015

Sapuk dan Jong Bayan

DKB. Setiap dearah memiliki adat dan tradisi yang berbeda-beda, begitu juga dengan busana adatnya seperti ikat kepala laki laki (sapuk), Ikat Kepala Perempuan ( Jong ). Sapuk dan Jong dalam Masyarakat Adat Bayan pada umumnya digunakan pada saat ada ritual adat tertentu dan ditempat tertentu juga hal Itu di sampaikan oleh Pemusungan Karang Bajo Kertamalip 01/04/14.
 

Sedangkan untuk penggunaan Jong Bayan yang di pakai oleh kaum Perempuan khusus pada acara Sareat Maulid Adat (Menumbuk padi di Rantok Besar ) Pada ritual acara Maulid adat ini para kaum perempuan yang berada di Kampu Karang Bajo, Kampu Bayan Timur, Kampu Bayan Barat dan Kampu Loloan. Kecamatan Bayan Lombok Utara.

Jong Bayan ini ada yang berwanara merah dan ada juga yang berwana ke biru tergantung selera warna masing masing pemakai, jong ini hanya ber ukuran 50 Cm bentuknya segi tiga lancip yang suku cadangnya dapat di peroleh di beberapa pengerajin nyesek ( setuk Jajak Bilang Bale)  di Bayan dan harganyapun murah meriah.

Cara menggunakan Sapuk ini berbeda-beda tergantung pada saat ritual adat yang dilaksanakan. Secara umum, sapuk digunakan dengan ikatan sapuknya di bagian depan kepala (kening) ini pada acara Gawe urip ( Hidup ). Ikatan sapuk hanya bisa digunakan pada bagian belakang hanya pada saat Gawe Pati ( ritual kematian ), sementara diluar ritual tersebut ikatannnya harus di depan seperti Nyongkolang, kecuali para Pemangku dan Kyai.

Sapuk atau ikat kepala ini memiliki banyak jenis, dan jenis yang digunakan itu tergantung dari posisi atau jabatan adatnya. Dalam tulisan ini akan membahas jenis sapuk dan jabatan adat yang menggunakannya.

1.    Sapuk Berwarna Biru  digunakan oleh Perumbaq yaitu, Perumbaq Daya, Perumbaq Tengaq (Amaq Lokaq Gantungan Rombong), dan Perumbaq Lauk. Warna biru ini diyakini oleh Masyarakat Adat sesuai dengan warna langit, yang bisa mengayomi setiap makhluk hidup di bumi. Sehingga perumbaq ini diharapkan bisa memberikan pengayoman kepada Masyarakat Adat dan lingkingannya, baik di daerah hutan, Masyarakat Adatnya, maupun untuk perairan atau laut.

2.    Sapuk Berwarna Putih  digunakan oleh para Kyai Adat dan Pemangku, yaitu Kyai Penghulu, Kiyai Lebed an Kiyai Santri, sedangkan untuk amak Lokaq adalah:  Amaq Lokaq Pande, Amaq Lokaq Singgan Dalem, Amaq Lokaq Walin Gumi, Amaq Lokaq Dasan Ancak, Amaq Lokaq Pelabupati, Amaq Lokaq Tlaga Banyak, Amaq Lokaq Tlaga Bageq, Amaq Lokaq Senaru, dan Amaq Lokaq Loang Godek.

Kiyai Penghulu, Kiyai Lebed an Kiyai santri merupakan tokoh agama, dan Pemangku yang lainnya adalah tokoh adat yang tugasnya memberikan pencerahan kepada Masyarakat Adat umum. Sapuk yang berwarna putih ini menunjukan kesucian dan kebersihan hati dari para Kyai dan Pemangku sebagai tokoh dan suritauladan bagi Masyarkat lainnya.

3.    Sapuk Batik (warna warni) Sapuk batik warna warni ini di gunakan oleh masyarakat adat umum. Ada juga pejabat adat yang menggunakan sapuk batik ini, seperti Pembekel yang ada di setiap komunitas Masyarakat Adat. Sapuk batik yang memiliki banyak warna ini juga memiliki  banyak arti oleh Masyarakat Adat Bayan, bahwa memiliki berbagai warna kehidupan yang bermacam-macam, baik dari pekerjaan maupun garis keturunan adatnya.
Harapan kita kepada semua masyarakat adat agar dalam melaksanakan ritual adat atau acara urip agar kita pertahankan adat, Budaya dan busana yang telah di tinggalkan oleh para petua kita sehingga tidak hilang begitu saja. ( SK-22-0005 ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar