Gunung Kidul, SK – Keberhasilan Bumdes Desa Karang Rejeg, Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunung Kidul provisni Yogyakarta dalam mengelola Perusahaan Air Minum Desa (PamDes) dan pasar desa merupakan hal yang cukup menarik untuk dipelajari dan dikembangkan di Kabupaten Lombok Utara yang baru berusia lima tahun.
Hal tersebut dikemukakan Asiten I Setda KLU, Drs. H. Kholidi, ketika memimpin rombongan studi banding 33 kepala desa se KLU di Desa Karang Rejeg kemarin. Menurtnya, tujuan kedatangannya untuk melihat secara detail asset terbesar yang dimiliki Desa Karang Rejeg sepeti PamDes yang dikelola oleh Bumdes sehingga berhasil meraih juara II pada lomba desa tingkat nasional.
“Atas keberhasilan Desa Karang Rejeg dalam mengelola asset desa, sehingga kepala BPM PPKB dan Pemdes KLU, Heriyanto mengajak 33 kepala desa berkunjung ke desa ini untuk belajar sistem pengelolaannya”, jelas H. Kholidi.
Dikatakan, KLU baru berusia 5 tahun sehingga perlu banyak belajar. Sementara diantara 33 desa yang ada baru memiliki 18 Bumdes yang aktif dan memberikan kontribusinya ke desa. “Kita berharap dari studi banding ini, mudah-mudahan ada desa di KLU yang dapat meniru untuk meningkatkan pendapatan asli desanya, sekaligus kualitas Bumdesnya dalam menunjang percepatan pembangunan”, harapnya.
Sementara, Kades Karang Rejeg, Kasdi Siswo Pranata dalam peretemuannya dengan rombongan Kades se KLU mengatakan, bahwa pendapatan terbesar desanya selain dari PamDes juga dari hasil pasar desa yang dikelola oleh Bumdes. (kertamalip)
Hal tersebut dikemukakan Asiten I Setda KLU, Drs. H. Kholidi, ketika memimpin rombongan studi banding 33 kepala desa se KLU di Desa Karang Rejeg kemarin. Menurtnya, tujuan kedatangannya untuk melihat secara detail asset terbesar yang dimiliki Desa Karang Rejeg sepeti PamDes yang dikelola oleh Bumdes sehingga berhasil meraih juara II pada lomba desa tingkat nasional.
“Atas keberhasilan Desa Karang Rejeg dalam mengelola asset desa, sehingga kepala BPM PPKB dan Pemdes KLU, Heriyanto mengajak 33 kepala desa berkunjung ke desa ini untuk belajar sistem pengelolaannya”, jelas H. Kholidi.
Dikatakan, KLU baru berusia 5 tahun sehingga perlu banyak belajar. Sementara diantara 33 desa yang ada baru memiliki 18 Bumdes yang aktif dan memberikan kontribusinya ke desa. “Kita berharap dari studi banding ini, mudah-mudahan ada desa di KLU yang dapat meniru untuk meningkatkan pendapatan asli desanya, sekaligus kualitas Bumdesnya dalam menunjang percepatan pembangunan”, harapnya.
Sementara, Kades Karang Rejeg, Kasdi Siswo Pranata dalam peretemuannya dengan rombongan Kades se KLU mengatakan, bahwa pendapatan terbesar desanya selain dari PamDes juga dari hasil pasar desa yang dikelola oleh Bumdes. (kertamalip)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar