Selasa, 02 September 2014

Mampaat Penginang / Pebuan.

KBM, Penginang adalah sebuah benda yang terbuat dari Kayu sudah di potong dan di kemas rapi dengan ukuran 30 cm x 20 cm yang isinya adalah daun Sirih, buah Pinang, Kapur, Tembako dan  Gambir yang biasa di temukan di setiap berugak  masyarakat adat Bayan disebut Pebuan. Demikian di katakan oleh mak lokak Walin Gumi Indraman di Trantapan. 02/09/14.

Pebuan ini biasanya yang paling pertama di suguhkan oleh pemilik rumah masyarakat adat kepada tamu yang datang duduk di berugak saka enam sebelum melanjutkan diskusi, Silahkan di terima ( Mamak ka juluk a ), biasanya tamu yang datang menerima dengan cara mengambil 2 lembar daun sirih setelah itu di bumbuhi dengan kapur lalu di lipat setelah itu di ambil buah pinang secukupnya lalu di kunyah setelah lembut kadang airnya di telan dan kadang airnya di buang terakhir di ambil tembakau rabak sedikit di lipat sebagai alat pembersih gigi di gosok gosok dan di biarkan pada bibir ( basa bayan di sebut se susut ).

Memamak adalah sebuah tradisi masyarakat adat yang ada di Bayan dengan tujuan untuk memperkuat gigi. Bisa kita liat pada  orang tua yang suka memamak sampai usia lanjut giginya masi kuat dan tidak berbau. Kadang ada yang kita liat giginya ada yang berwarna hitam namun bersih dan keliatanya indah kayak orang berkincu. Hal itu di lakukan oleh orang  jaman dahulu karena tidak tersedua sikat gigi dan pepsoden.

Jika masyarakat  akan melakukan sebuah acara kecil kecilan atau ritual adat yang pertama harus di siapkan itu adalah harus lengkap lekok buak, sebut saja mau melakukan acara sukuran meroah jumat misalnya dari hari kamis sore pemilik rumah terlebih dahulu jiarah kuburan para leluhur dengan membawa lekok buak yang sudah di kemas ( Lekesan )  baru di lanjutkan dengan persiapan acara yang lainnya.

Demikian juga setiap selesai acara periapan apapun namanya ( setelah Makan secara berjama’ah ) pasti itu ada di sediakan Pebuan Pemamaan biasanya memakai tabak dari kayu seperti piring yang isinya sekapu sirih di tutup memakai usap. ( Silak Kiyai lebe, silak pembekel muah toak lokak pada sami, silak ta pada terima pebuan kerahayuan barok sawek ta selamet meroah jumat, sami silak ). Baru mulai memamak semua. Itu pertanda acara sudah selesai.

Daun Sirih biasa di sediakan oleh masyarakat, jika membutuhkan dalam bentuk banyak semua kebutuhan itu tinggal datang cari sendiri ke tempat pasar tradisional yang ber ada di Desa masing masing  ( Pasar mingguan ) satu kali seminggu secara berpindah pindah. Dan banyak lagi pungsi dan mamfaat dari lekok buak.( SK-22-0005 ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar